DESA MOJODESO, JL. TUGU PAYUNG NO.77, KECAMATAN KAPAS, KABUPATEN BOJONEGORO (Memayu Hayuning Bawono) Gotong Royong Bersama Membangun Desa Menjadi Lebih Baik dan Bermartabat

Artikel

Asal Usul Sejarah Desa

27 Januari 2021 13:35:10  Admin Desa  1.720 Kali Dibaca 

ASAL USUL DESA MOJODESO

Gerbang Mojodeso

      Dahulu kala di pojok kawasan wilayah Bojonegoro yang masih berupa hutan tua, terdapat kawasan yang sangat angker hingga masyarakat sulit untuk mempeluas wilayah pemukimannya. Bahkan diberitakan kepada masyarakatnya bahwa jika terdapat orang yang mencoba datang atau masuk ke wilayah tersebut maka orang tersebut tidak akan bisa kembali. Kemudian datang dari arah Tuban seorang kesatria dari Kerajaan Mataram yang merupakan santri dari Sunan Kali Jaga memasuki kawasan angker tersebut. Kesatria yang datang tersebut bernama Kesatria Krama Wijaya. Ketika beliau sampai di kawasan angker tersebut, tiba-tiba terdapat tanah yang bergerak meninggi membentuk sebuah gundukan seolah tanah tersebut hendak menjadi gunung. Kesatria Krama Wijaya kemudian menyoraki tanah tersebut bersama para pengembala hingga tanah tersebut wurung atau tidak jadi menggunung. Wilayah tersebut kemudian diberi nama wilayah Sekathok (yang memiliki arti tanah yang gagal menjadi gunung) sebelahnya terdapat kawasan yang diberi nama Puthuk (yang memiliki arti bukit dari pegunungan yang gagal jadi tersebut). Kemudian adapula lembah yang diberi nama lembah Banaran.

      Perjalanan Kesatria Krama Wijaya berlanjut ke arah barat kawasan tersebut. Ternyata tiba-tiba beliau menjumpai sebuah pagelaran wayang dan beliau menyaksikannya hingga tertidur, ketika beliau terbangun ternyata wilayah tersebut merupakan kawasan hutan tanpa penduduk seorangpun dan terdapat sebuah sumur yang kemudian disebut dengan sumur kelir. Selanjutnya Kesatria Krama Wijaya kembali berjalan ke arah selatan dan bertemu sebuah pohon besar yang dijaga oleh dua ekor singa kembar. Dalam usahanya untuk membuka wilayah tersebut ternyata beliau berhasil dikalahkan oleh dua ekor singa kembar tersebut. Kesatria Krama Wijaya kemudian kembali ke tempat asalnya dan meminta nasehat kepada Sunan Kali Jaga agar dapat berhasil mengalahkan dua ekor singa kembar tersebut. Kesatria tersebut kemudian diberi nasehat untuk berfokus pada pengendalikan nafsu kebinatang buasan agar dapat mengalahkan dua ekor singa kembar yang menjaga pohon besar. Ternyata pada pohon besar yang dijaga oleh dua ekor singa kembar tersebut terdapat sebuah pusaka berwujud payung dengan gagang terukirkan bentuk naga. Sunan Kali Jaga juga berpesan kepada Kesatria Krama Wijaya agar dapat mengeluarkan pusaka dari pohon besar tersebut. Akan tetapi pusaka tersebut hanya dapat dikeluarkan oleh seseorang yang memiliki sifat mengayomi, melindungi, dermawan dan sifat kepemimpinan yang baik lainnya.

      Setelah Kesatria Krama Wijaya mendengarkan nasehat dari Sunan Kali Jaga. Dalam perjalanannya kembali menuju pohon besar untuk mengalahkan kedua singa kembar dan mengambil pusaka tersebut, Kesatria Krama Wijaya berupaya untuk bersikap sebagaimana yang disarankan oleh Sunan Kali Jaga. Sesampainya pada pohon besar, akhirnya beliau berhasil mengalahkan dua singa kembar yang menjaga pohon besar dan berhasil pula mendapatkan pusaka payung dengan gagang berukirkan naga tersebut. Hutan yang dikenal angker tersebut pada akhirnya sudah dapat terbuka dan mulai dijadikan pemukiman atas kepemimpinan Kesatria Krama Wijaya. Wilayah tersebut kemudian disebut dengan desa Mojodeso dari kata “Mojokdeso” yang berarti desa pojok atau desa yang berada di sudut hutan tua. Dalam perkembangannya, desa tersebut membutuhkan sumber air untuk penghidupannya. Kemudian Kesatria Krama Jaya berjalan menuju arah barat dan menjumpai sebuah sendang yang dijaga oleh dua ekor naga kembar. Sang Kesatria kemudian berhasil mengalahkan dua ekor naga kembar dan menggunakan sendang (sumber air) untuk kehidupan masyarakat Desa Mojodeso. Naga yang dikalahkan melambangkan kemakmuran dan sumber kehidupan. Setelah menemukan sumber air, masyarakat Desa Mojodeso mulai bercocok tanam dan menjadi kawasan desa yang subur, makmur, gemah ripah loh jinawi.

Kirim Komentar


Nama
No. Hp
E-mail
Isi Pesan
  CAPTCHA Image [ Ganti gambar ]
  Isikan kode di gambar
 


Info Umum

Peta Desa

Aparatur Desa

Sinergi Program

Agenda

Belum ada agenda

Statistik Penduduk

Info Media Sosial

Arsip Artikel

28 Juni 2021 | 186 Kali
PERATURAN MENTERI
28 Juni 2021 | 0 Kali
PERATURAN PEMERINTAH
28 Juni 2021 | 248 Kali
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG DESA
24 Maret 2021 | 197 Kali
KERJA BHAKTI LINGKUNGAN RT.6 DAN 7
19 Maret 2021 | 0 Kali
Pemberian Makanan Tambahan ( PMT ) rantang Kasihmoe
13 Maret 2021 | 202 Kali
Posyandu Remaja
07 Maret 2021 | 202 Kali
Lelang Tanah Kas Desa Mojodeso 2021
20 Januari 2021 | 1.914 Kali
Kontak Kami
27 Januari 2021 | 1.720 Kali
Asal Usul Sejarah Desa
08 September 2020 | 1.110 Kali
VISI DAN MISI KEPALA DESA MOJODESO PERIODE 2020 - 2026
16 Januari 2021 | 682 Kali
Profil Desa
29 Januari 2021 | 634 Kali
Suntik Vaksin Sinovac di Bojonegoro
18 Januari 2021 | 544 Kali
Peta Desa
26 Februari 2021 | 481 Kali
Pemberian Makanan Tambahan ( PMT ) rantang Kasihmoe
15 Agustus 2017 | 135 Kali
Regulasi KIP
22 April 2014 | 144 Kali
Pengaduan
31 Januari 2021 | 163 Kali
Rapat Anggota Tahunan Koperasi wanita Mekar Jaya Desa Mojodeso
01 September 2020 | 235 Kali
Bidang Peternakan/Perikanan
05 Maret 2021 | 0 Kali
POSYANDU BALITA
29 Januari 2021 | 634 Kali
Suntik Vaksin Sinovac di Bojonegoro
05 Juli 2017 | 163 Kali
Peta Lokasi Kantor